SEDIKIT TENTANG HIJAB

SEDIKIT TENTANG HIJAB


Hijab, atau mungkin di Indonesia lebih dikenal sebagai Jilbab, banyak didefinisikan sebagai penutup kepala yang dipakai oleh wanita Muslim sebagai identitasnya sebagai umat Islam dalam hal berpakaian. Hal ini berkaitan dengan perintah mengenakan jilbab yang diwajibkan seperti yang tertuang dalam al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam. Oleh karena itu tidak aneh bila wanita berjilbab banyak ditemukan di dalam komunitas bahkan negara yang mayoritas penduduknya muslim.

Walaupun demikian, di berbagai negara dengan hukum dan budaya yang berbeda-beda, tentu saja ada saja terjadi kontroversi seputar pemakaian jilbab. Mulai dari anggapan dari pendukung feminisme bahwa pemakaian jilbab mengekang kebebasan wanita hingga dianggap sebagai bentuk penindasan terhadap wanita. Di negara-negara tertentu, yaitu Prancis, Tunisia, Turki, Suriah, dan Maroko bahkan secara hukum melarang warganya untuk mengenakan jilbab di tempat-tempat umum seperti Sekolah umum, universitas, dan lingkungan perkantoran pemerintahan. Pemerintah di negara-negara tersebut beranggapan bahwa jilbab merupakan simbol yang bersifat politis dan pemakainya bisa dianggap sebagai pemberontak melawan pemerintah.



Gencarnya kontroversi penolakan penggunaan jilbab ini diperkirakan muncul sejak maraknya kegiatan terorisme oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Dengan demikian selalu muncul anggapan bahwa Muslim yang berjilbab pasti merupakan pemeluk Islam fundamentalis dan memiliki kecendungan untuk melakukan aksi terorisme.

Seorang ateis-feminis, Ayaan Hirsi Ali, memandang Islam sebagai agama yang tidak cocok dengan budaya barat. Ia memperjuangkan liberalisme, termasuk sekularisme dan kesetaraan gender bagi wanita. Baginya, burqa’ dan cadar adalah simbol agama yang sangat memaksa wanita, dan semestinya wanita memiliki hak untuk memilih mengenakan jilbab atau tidak.

Di lain pihak, Tawakel Karman (pemenang Nobel Perdamaian thn 2011), saat ditanya mengenai jilbab yang dikenakannya, mengatakan bahwa, “Manusia di awal-awal penciptaannya adalah makhluk yang hampir selalu telanjang tanpa pakaian. Sejalan dengan evolusinya (termasuk evolusi intelektualnya), mereka mulai mengenakan pakaian dan menutup tubuhnya. Apa yang saya kenakan saat ini menunjukkan pemikiran dan kebudayaan manusia dengan tingkat tertinggi. Justru bila kita mulai melepasnya lagi, tidakkan itu menunjukkan penurunan dan kembali ke zaman kuno?”
(sumber:wikipedia)





No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...