Manusia yang pintar dan perhitungan, akan selalu perhitungan dengan segala tindak tanduknya di dunia. Segala aktivitasnya akan selalu diupayakan bernilai pahala. Hal itu tentu berbeda jauh dengan orang yang merasa hidup bukan untuk hidup lagi. Baginya dunia adalah segalanya, tempat memuaskan segala nafsu dunia.
Namun orang yang meyakini hidup di dunia sampai batas waktu tertentu dan akan ada lagi hidup yang lebih abadi, maka ia mau menahan diri barang sedikit, untuk usaha mendapatkan kebahagian dan kesenangan yang sebenarnya. Sekecil apapun tindakan yang dianjurkan agama padanya, maka ia akan lakukan demi meraih ridho Allah SWT.
Teladannya adalah nabi dan rasul, bukannya artis idola ataupun anjuran orang yang tidak seagama. Sekecil apapun teladan nabi dan rasul yang diketahuinya, akan coba diamalkan dengan segala daya dan upaya yang ada. Baginya, jika tidak mengikuti hal itu, suatu kerugian seumur hidup.
Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, ada 10 amalan teladan seluruh nabi dan rasul dalam hal kebersihan. 10 amalan ini bahkan sudah menjadi fitrah atau ciri keseharian seluruh nabi dan rasul.
10 amalan dalam hal kebersihan itu adalah, memotong kumis, memotong kuku, memanjangkan janggut, bersiwak, menghirup air dengan hidung lalu mengeluarkannya, membersihkan celah-celah jari, mencabut bulu ketiak, memotong bulu kemaluan, cebok dengan air, dan berkumur.
Ada banyak faedah yang didapatkan dari segi medis, jika semua hal ini diamalkan. Memotong kumis misalnya. Kumis yang sudah pendek, tidak akan memberi kesempatan berdiamnya banyak bakteri atau kuman penyakit. Jika dibiarkan panjang, maka saat minum air, bakteri ataupun kuman penyakit akan ikut tertelan. Kumis yang panjang, memungkinnya terendam air saat seseorang minum.
Terkait memotong kuku, ada hadis shahih riwayat Bukhari Muslim yang jadi penguat. “Sunnah memotong kuku. Kuku yang panjang adalah tempat sembunyi setan.” Untuk mendapat pahala dalam memotong kuku dan juga kumis, lakukanlah setiap hari Kamis dan Jumat. Barangsiapa memotong kukunya pada hari Jumat, maka Allah SWT akan menolongnya dari bencana, hingga hari Jumat depannya (Tarmidzi).
Tata cara memotong kuku, Imam Nawawi memberikan panduannya mengikut cara nabi dan rasul. Untuk kuku tangan, mulailah dari jari telunjuk kanan, tengah kanan, jari manis kanan, jari kelingking kanan, jari kelingking kiri, jari manis kiri, jari tengah kiri, jari telunjuk kiri, ibu jari kiri dan akhiri dengan ibu jari kanan.
Sementara untuk kuku kaki, mulailah dari kelingking kanan, terus sampai ke kelingking kiri. Umat Islam dilarang memotong kuku dengan gigi. Sebabnya tentu tidak lain karena bisa membuat jalan masuk kuman yang ada di kuku, ke dalam tubuh manusia.
Soal memanjangkan janggut, ditekankan bagi laki-laki dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari, Muslim, Ibnu Majah dan Tarmidzi, untuk memanjangkannya. Boleh dipotong, jika sudah mencapai sebatas genggaman.
Pentingnya memanjangkan janggut, karena merupakan pembeda antara laki-laki dan perempuan. Seorang lelaki dianggap telah menyerupai wanita, jika sudah memotong janggutnya.
Lalu bagaimana dengan orang yang memang tidak memiliki janggut. Bagi orang ini, jelas terdapat pengecualian, kalau memang tak satupun janggut tumbuh di dagunya.
Masalah bersiwak atau menggosok gigi, tentu semua orang sudah tahu kebaikannya. Orang yang rajin gosok gigi, akan terhindar dari kerusakan gigi.
Karena dulu tidak ada sikat gigi, Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya menggunakan kayu siwak sebagai alat untuk menggosok gigi. Kalau kurang terampil menggunakan kayu ini, maka tidak keseluruhan bagian gigi bisa dibersihkan.
Untuk saat ini, sebagian Muslim yang ingin mendapat manfaat dari kayu ini, selalu menggunakannya ketika akan shalat 5 waktu. Sebelum berwudhu, mereka terlebih dahulu menggosok gigi dengan siwak. Sementara untuk gosok gigi pagi dan malam hari, mereka menggunakan alat yang biasa.
Saat ini, odol sudah ada yang dibuat dari bahan dasar kayu siwak. Sehingga warga Muslim tetap dapat bersiwak dengan olahan siwak yang sudah modern. Kayu siwak memiliki banyak khasiat, bagi awetnya gigi pemakainya.
Sunnah menghirup air dengan hidung dan mengeluarkannya kembali, berguna untuk membersihkan hidung dari kotoran. Cara ini membuat sesorang terhindar dari penyakit yang berkaitan dengan hidung dan tenggorokkan.
Hal membersihkan celah-celah jari, juga untuk kebutuhan kesehatan. Sela-sela jari yang sehat, memungkinkan seseorang terhindar dari penyakit kutu air dan penyakit lainnya.
Anjuran mencabut bulu ketiak dan memotong bulu kemaluan, juga untuk alasan kesehatan. Jika bulu ketiak panjang bisa menjadi tempat bernaung bakteri yang berasal dari Bau Badan (BB). Perhatikanlah bulu ketiak yang tidak dicabut, maka di sana akan ada sejenis jelly yang membeku. Jelly seperti inilah yang akan menjadi sarang kuman penyakit.
Adapun bulu kemaluan yang tidak dipotong atau dibiarkan panjang, bisa tempat bernaung kuman penyakit. Rembesan keringat dari perut dan sekitar kemaluan, akan terhenti di bulu kemaluan. Seseorang yang mimpi basah atau datang bulan bagi perempuan, juga bisa berakibat mengindap di bulu kemaluan.
Jika bulu kemaluan dipotong pendek, maka ia gampang untuk dibersihkan. Namun kalau panjang, dikuatirkan akan jamuran dan bisa mengganggu saat kemaluan seseorang bereaksi. Rasulullah menganjurkan, untuk mencabut bulu ketiak dan memotong bulu kemaluan, paling lama satu kali dalam 40 hari.
Masalah cebok dengan air, jelas juga untuk kebaikan dan kesehatan. Hanya dengan air saja, cebok seseorang bisa lebih bersih. Hanya saat darurat atau tidak ada air saja, seseorang boleh menggunakan tisu, batu atau alat lainnya.
Untuk berkumur, dapat membersihkan kotoran yang ada di sela-sela gigi. Saking pentingnya berkumur, Islam menganjurkan berkumur saat berwudhu. Maka rugilah, orang yang malas berkumur-kumur.
Kesepuluh amalan kebersihan fitrah nabi dan rasul ini, sangat gampang untuk diamalkan. Tentu anda tidak akan rugi ataupun kehilangan martabat, jika mengamalkan semuanya. Sebaliknya, anda akan dianggap pecinta nabi dan rasul yang setia.
Disalin dari tulisan Hendri Nova
No comments:
Post a Comment